Hidup dan Jalan
Foto: Arsip pribadi Mahatma Putra Hidup mungkin sama dengan jalan-jalan Jakarta. Suatu saat aku pernah bertanya pada adikku, "Putri, kalau jalan itu adalah hidup, lebih baik kamu tinggal di jalan tol atau di jalan biasa seperti di luar sana?" Kebetulan saat itu kami sedang berkendara di jalan tol menuju Bandung. Adikku menjawab, "Di jalan biasa-lah!" Aku mengerti sekali jawabannya. Tanpa ia menyebutkan alasan sama sekali aku juga tidak akan pernah ragu untuk menjawab hal yang sama. Berjalan di lajur bebas hambatan seperti 'mencurangi' hidup dengan berbagai macam alasan untuk menghindar dari berbagai macam masalah yang seharusnya dihadapi muka ke muka dalam hampir tiap saatnya. Kadang jalan tol membuat segalanya lebih mudah. Kita terbebas dari sistem, bisa melaju sesukanya (kadang batas kecepatan maksimum dan minimum tidak pernah ada), berada di jalur yang notabene lebih luas dan disana tinggal sedikit sekali manusia. Tetapi tentu harus dengan beb...