“Imagine there’s no heaven, it’s easy if you try. No hell below us, above us only sky. Imagine all the people, living for today.” Bayangkan sebuah dunia tanpa surga, dimana manusia hidup berdampingan, kemudian memikirkan bagaimana mereka dapat hidup untuk hari ini saja. Sepenggal esensi kemanusiaan di atas, yang pernah dipopulerkan John Lennon tersebut, mungkin tidak akan pernah leleh dibakar oleh api kemarahan dan kebencian yang telah memperkosa umat manusia sejak awal tercatatnya berbagai macam kisah, roman dan tragedi kemanusiaan dari awal mula spesies homo sapiens berevolusi. Lennon sama sekali bukan seorang jenius yang luar biasa bertalenta untuk dapat menggubah susunan simfoni dan lirik yang telah lebih dari lima dekade menggugah manusia untuk membangun pelbagai cara membentuk dunia yang lebih damai. Ia hanya seorang yang cukup sensitif untuk merespon harapan umat manusia dan mengejewantahkannya lewat bahasa universal manusia, yakni musik. Bumi ini sudah tua, ta...