Sebuah esai tentang eksistensi manusia dan kebenaran sejati. An essay about human existance and unmitigated truth. Manusia Aku, Manusia, sebuah jiwa yang ada dari raga, rasa dan logika. Tubuhku duduk di sini, pikiranku meresap logika, sementara hati tertuju pada sebuah citra. Sebuah kerinduan manusia untuk bersatu dengan alam, dengan dirinya. Dengan alasan itu manusia berdoa. Mecari saat dimana jiwanya menjadi satu. Dikala raga, rasa dan logika membaur menjadi satu jiwa. Aku membaur di dalam ruang gelap, menghisap asap harapan. Ingin mencoba mencicipi sedikit keabadian. Untuk menjadikanku sempurna. Menyatukan raga, rasa dan logika. Mengarahkan hati, menyatukan segala dengan tubuh dan pikiran. Denganmu aku berdoa. Di tengah keheningan, aku sadar tentang betapa hidupnya aku, betapa utuhnya aku, sebagai manusia. Tetapi manusia lain meliatku berbeda. Mengapa kamu menilaiku? Menghakimiku di saat kau menjadi sempurna? Mengatasnamakan norma dan menjadikan kebenaranmu sejati? Mengapa doa sebua...