Untuk Naga (supaya tetap di atas sana) -2008
Macan legam, berhati segenggam, melihat Naga dan terpesona,
Naga merah, melihat Macan, terperangah, kemudian tersenyum bergairah.
Ingin saling menaklukkan, dan menjadi Tuan.
Tetapi seperti lukisan di tembok Vihara,
Mereka tidak saling gigit dan terluka.
Hanya berdamping dan saling mengejar,
saling gemas untuk saling mencakar.
Karena Macan di hutan, dan Naga di langit,
Macan bukan letnan, dan Naga bukan bandit.
Naga bukan mahasiswi kedokteran, dan Macan bukan penyakit
Mereka perawan, bukan preman.
Tidak mau tunduk, tapi berharap ditakluk
Karena Naga terbang, diatas jernih awan dan cahaya terang,
Dan Macan berlarian, dalam kemurnian dan keliaran hutan.
Sehingga mereka menjadi suci, tanpa kehilangan birahi.
Saling ditakluki, tanpa saling menguasai
Sebuah puisi untuk Dira, oleh Mahatma Putra.
Pasar Minggu, 2 Februari 2008
Comments